Apa itu etika? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai suatu benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).
Etika berkaitan dengan pengetahuan mengenai hal yang baik dan buruk, yang diterima secara universal tanpa melihat batasan suku, ras atau kepercayaan. Etika ini penting, karena menjadi panduan moral yang universal dalam hidup bermasyarakat. Norma atau dogma adat dan agama yang mungkin berbeda-beda, dapat dipersatukan melalui etika.
Berikut beberapa etika kehidupan yang dapat kita jadikan sebagai panduan kita dalam menjalani kehidupan. Apa saja mengenai 6 Etika dan Akhlak Dalam Jalani Kehidupan Rumah Tangga agar Tak Karam, baca selengkapnya penjelasan dibawah.
Harapannya dengan tulisan ini bisa menjadi membuka wawasan dan menjadi pemicu bagi kita untuk lebih mempelajari dan memahami tentang etika.
1. Sebelum berdoa, percaya dahulu (Before you pray, believe)
Berdoa, setiap hari sebagian besar dari kita mungkin melakukannya, terlepas dari kepercayaan masing-masing. Berdoa adalah sarana komunikasi antara kita dengan Tuhan, dalam doa kita sering mengungkapkan pujian, pengharapan atau permintaan kita.
Dikatakan bahwa kita harus percaya dulu sebelum berdoa artinya bahwa kita terlebih dahulu harus meyakini dan menerima terhadap kekuatan yang lebih besar dari apapun yang ada di dunia ini, yang dapat mengatur dan menentukan apapun termasuk hidup kita.
Bagaimana kita memuji Tuhan saat kita sendiri tidak mengakui kebesaran-Nya, bagaimana kita meminta dan berpengharapan ke Tuhan ketika kita tidak meyakini kasih-Nya dan meragukan kemampuan-Nya. Omong kosong bukan? Percaya adalah pilihan, seperti juga halnya dengan keraguan dan ketakutan. Kita dapat memilih untuk percaya atau tidak.
Dalam berdoa kita juga harus mengimani apa yang kita percaya, karena dengan iman kita akan memiliki kepercayaan dan keyakinan bahkan sebelum kita melihat wujud nyata dari kuasa Tuhan tersebut. Dengan iman kita juga akan memiliki kemampuan untuk memaafkan.
2. Dengarkan dahulu sebelum bicara (Before speak, listen)
Dalam berbicara selalu ada dua pihak yang terlibat. Yang berbicara dan yang mendengar. Bagaimana jika kita sibuk berbicara tetapi tidak ada yang mendengarkan atau memperhatikan. Ibarat siaran radio yang tidak laku bukan.
Berbicara dan mendengar memiliki keterkaitan yang kuat. Dimana jika kita mau omongan kita didengarkan, kita juga harus mendengar omongan orang lain.
Mendengar dalam artian aktif bukan pasif. Aktif artinya kita menggunakan indera dan perasaan kita, sehingga kita paham dengan maksud orang yang berbicara dengan kita dan memahami suasana hatinya.
Sehingga akan timbul keperdulian ataupun empati. Berbeda dengan mendengar pasif yang hanya menggunakan indera saja, yang hanya akan menjadikan kata-kata itu lewat begitu saja dari kiri tembus ke kanan.
3. Sebelum berbelanja, berpenghasilan dulu (Before spend, earn)
Hidup adalah selalu dibarengi dengan kebutuhan akan materi. Setiap orang berbeda-beda satu sama lain, tergantung pada kondisi atau tingkat kehidupan masing-masing.
Karena kebutuhan akan materi ini erat kaitannya dengan kemampuan keuangan, maka sewajarnya setiap orang harus memiliki penghasilan. Tidak mungkin kita memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian atau tempat tinggal tanpa memiliki penghasilan. Karena penghasilan ini tidak datang dengan sendirinya, maka orang harus bekerja.
Zaman sekarang semakin banyak kemudahan-kemudahan dalam hidup kita. Termasuk contohnya kartu kredit. Orang dapat berbelanja memenuhi kebutuhan atau keinginannya tanpa membayar terlebih dahulu.
Hal ini menjadi jebakan dan beban yang tidak putus-putus bagi sebagian orang, dimana mereka kesulitan untuk menutupi kewajiban yang timbul dari penggunaan kartu kredit tersebut.
Lebih besar pasak dari pada tiang. Artinya disini, kita harus tahu dahulu kemampuan kita sebelum memutuskan untuk memiliki sesuatu, apakah sudah layak apa belum dibandingkan dengan tingkat kehidupan kita sekarang.
4. Berpikir dahulu sebelum menulis (Before you write, think)
“Clarity of writing usually follows clarity of thought. So think what you want to say, then say it as simply as possible.”
Menulis adalah salah satu media komunikasi, seperti halnya berbicara. Melalui tulisan kita menyampaikan pemikiran, maksud atau permintaan kita terhadap orang lain. Bagaimana kita dapat menyampaikan maksud atau pemikiran kita dengan efektif dan efisien apabila kita tidak melalui konsep yang dilahirkan dari suatu pemikiran yang baik atau matang?
Jangan-jangan nanti malah tidak diindahkan atau lebih parahnya menimbulkan persepsi yang berbeda, yang akhirnya akan menimbulkan permasalahan dalam komunikasi.
5. Mencoba dulu sebelum menyerah (Before you quit , try)
Kesuksesan tidak gampang untuk diraih, setiap pemikiran dan usaha yang dicurahkan harus juga dibarengi dengan tekad dan kegigihan. Jika tidak, sebentar saja kita akan menyerah dengan upaya kita tersebut.
Banyak contoh orang sukses, yang dalam upayanya mengejar kesuksesan mereka, berulang kali mengalami jatuh bangun, mengalami kegagalan. Tapi kegagalan tidak menjadikan mereka menyerah, malah mereka mempelajari dan menganalisa penyebab kegagalan mereka lagi lebih dalam, sebelum akhirnya mereka mencoba lagi dan lagi.
Disisi lain, ada sebagian orang yang dalam mencoba saja sudah gagal. Artinya, belum sama sekali melangkahkan kaki akan tetapi sudah menyerah.
Hidup adalah pilihan, sukses atau gagal adalah muara dari pilihan kita. Sukses tidak pernah datang begitu saja tanpa ada usaha. Mau sukses, dalam hal apapun, harus dibarengi dengan upaya, tekad dan kegigihan.
6. Hiduplah sebelum mati (Before you die, live)
Lahir, besar, dewasa, tua, mati. Secara garis besar inilah siklus dari hidup setiap manusia. Perspektif manusia menyikapinya hidup adalah berbeda-beda.
Sebagian ada yang mengejar kemakmuran dan ketentramannya nanti di hari tua, sebagian lagi mengejar ketenaran dan posisi terpandang.
Akan tetapi sudah sewajarnya dalam hidup kita harus dapat mencari apa makna penciptaaan kita oleh Tuhan. Karena tujuan Tuhan menciptakan kita adalah menjadi saluran berkat bagi orang lain. Apabila kita berguna dan menjadi berkat buat kehidupan orang lain, maka hidup kita akan menjadi lebih indah dan bermakna.
Demikian 6 Etika dan Akhlak Dalam Jalani Kehidupan Rumah Tangga agar Tak Karam. Semoga tulisan ini bermakna dan berguna dalam upaya kita untuk membangun pribadi dan karakter yang lebih baik dari hari ke hari.
0 Komentar