Hidup serumah dengan ibu mertua terkadang muncul salah paham
yang berujung cek-cok atau saling menyalahkan. Salah paham tersebut bisa
terjadi karena perbedaan pendapat, perbedaan pola asuh terhadap si
kecil, hingga urusan dapur, yakni masak-memasak. Hal ini bisa kok
diperbaiki supaya hubungan menantu dan mertua tetap rukun.
“Hidup bersama dengan mertua itu tak enak, serba salah, nggak bebas.”
Kalimat ini sering muncul dari beberapa ibu yang tak mau tinggal satu
rumah dengan mertuanya. Anggapan umum bahwa dengan tinggal bersama
mertua sering membuat mereka mencampuri urusan rumahtangga anaknya juga
kerap menjadi kekhawatiran bagi para ibu. Padahal, hal tersebut tak
selalu terjadi, kembali lagi kepada pribadi masing-masing, yakni Anda
selaku menantu dan mertua itu sendiri.
Beberapa penyebab terjadinya masalah antara menantu dan mertua,
adalah karena latar belakang budaya yang berbeda, perbedaan usia,
perbedaan pendidikan, rasa sayang mertua yang berlebihan kepada anak
kandungnya, dan kesibukan anak. Beberapa penyebab terjadinya salah paham
tersebut bisa diperbaiki supaya hubungan Anda dengan mertua rukun
kembali. Bagaimana penyebab-penyebab tersebut bisa membuat hubungan
menantu dan mertua tak baik?
Pertama, perbedaan budaya, mungkin saja, Anda dan suami berasal dari
latar belakang budaya yang berbeda. Hal ini akan mempengaruhi hubungan
Anda dengan mertua dalam kehidupan sehari-hari. Bisa jadi, ketika Anda
berasal dari daerah yang cara berbahasanya halus dan lembut harus
dihadapkan pada keluarga suami yang cara berbicaranya serba cepat,
keras, dan ceplas-ceplos. Lalu, suatu hari saat mertua menasihati Anda
dengan gaya bicara khas daerahnya yang serba cepat dan ceplas-ceplos
Anda sudah tersinggung lebih dulu.
Kedua, perbedaan usia, Anda dan mertua memiliki rentang perbedaan
usia yang cukup jauh. Orang yang sudah tua secara fisik sudah cepat
lelah dibandingkan dengan Anda yang masih muda. Jika Anda ingin ibu
mertua secepat Anda dalam melakukan sesuatu, tentu tak bisa di balik
fisiknya yang mulai lemah. Wajar saja jika saat menyapu lantai, mengepel
atau mengasuh si kecil ibu mertua sering sedikit-sedikit kecapekan.
Usia yang sudah tua bagi ibu mertua juga kerap membuatnya lebih sensitif
terhadap serangan penyakit dan juga ingin lebih dihargai oleh Anda yang
lebih muda.
Ketiga, perbedaan pendidikan kerap menjadi sumber penyebab terjadinya
masalah atau perselisihan antara menantu dan mertua. Perbedaan
pendidikan ini akan berpengaruh pada pola pikir antara Anda dan mertua,
misalnya mengenai pola asuh. Ketika Anda rajin mencari informasi
mengenai pemberian MPASI untuk buah hati, akan berbeda dengan mertua.
Mertua menyuruh si kecil diberikan MPASI saat berumur kurang dari 4
bulan karena dulu anak-anaknya diberi makan kurang dari 4 bulan,
sementara Anda tahu waktu MPASI yang tepat adalah 6 bulan. Hal ini bisa
saja menimbulkan kesalahpahaman.
Keempat, seringkali mertua menunjukkan rasa sayang berlebihan kepada
anaknya, yakni suami Anda. Lantas Anda merasa pendapat Anda selalu salah
di mata suami. Hal ini kerap memicu rasa jengkel terhadap mertua.
Padahal, wajar saja jika ibu mertua bersikap demikian terhadap anaknya.
Kelima, adalah kesibukan Anda dan suami juga kerap membuat hubungan
dengan mertua menjadi renggang. Ketika Anda sibuk bekerja bersama suami
dan hanya menghabiskan waktu malam hari dan hari libur saja di rumah,
kerap kali mertua yang tinggal satu rumah dengan Anda merasa diabaikan.
Kemudian ia merasa anak-anaknya tidak memperhatikannya, termasuk Anda
sebagai menantunya. Ia pun kemudian bersikap seperlunya saja saat Anda
kebetulan di rumah sehingga hubungan menantu dengan mertua seakan jauh.
Setiap menantu tentu ingin hubungannya dengan mertua bisa rukun.
Tidak terjadi cek-cok, salah paham, hubungan yang renggang, dan
sebagainya. Bagaimana pun jika kita hidup bersama dengan mertua dalam
satu rumah, setiap hari akan bertemu dan bertatap muka. Selain itu,
suami Anda, yakni orang yang Anda cintai juga sangat menyayangi ibunya.
Sehingga tak sepatutnya hubungan menantu dengan mertua ini jelek.
Beberapa cara berikut ini bisa dilakukan jika suatu saat Anda sebagai
menantu mengalami salah paham atau cek-cok dengan mertua sehingga bisa
rukun kembali.
- Bersikap terbuka
Saat terjadi kesalahpahaman dengan mertua, ada baiknya bersikap terbuka saja. Katakan saja apa sebenarnya maksud Anda sehingga bisa salah paham dengan mertua, begitu pun dengan keinginan mertua. Anda juga bisa bertanya kepada mertua solusi yang terbaik, sehingga bisa keluar dari kesalahpahaman. - Melibatkan suami
Jika memang masalah yang Anda hadapi bersama mertua cukup pelik dan tak bisa diselesaikan baik-baik oleh diri sendiri, coba libatkan suami. Suami bisa pelan-pelan mengajak bicara ibunya mengenai kondisi Anda atau keinginan Anda berbaikan dengannya. Biasanya, anaknya, yakni suami Anda lebih dekat dengan orangtuanya dan pasti bisa meluluhkan hati ibunnya. - Menghargai yang sudah tua
Saat Anda tengah salah paham dengan mertua, sikap yang tetap harus dilakukan adalah menghargai mereka. Bisa jadi, masalah muncul karena dipicu oleh sikap Anda yang kurang menghargainya. Kuncinya, sebenarnya mau menghargai mereka, yang usianya memang lebih tua. Hormati mereka layaknya anak kepada orangtua, jangan sering membantah nasihatnya, layani sebisa Anda, misalnya untuk sekadar membuatkan teh, memasak, dan mengambilkan kacamata saat ibu mertua membutuhkannya untuk membaca. Dengan begitu, mertua akan menyadari jika sikapnya salah dan juga memaafkan menantunya jika berbuat salah padanya.
0 Komentar