Jodoh, Misteri Kehidupan Manusia

Jodoh merupakan misteri kehidupan manusia, karena untuk hal yang satu ini terkadang membuat seseorang sangat bimbang dalam menentukan keputusannya. Jangankan untuk menerima seseorang menjadi pasangan hidupnya kelak, dalam persoalan menerima tawaran ta’aruf (perkenalan) saja terkadang masih terlalu banyak ‘kriteria’ yang dipakai.

Sampai-sampai kriteria yang dipasangpun sudah tidak memenuhi kriteria syar’i lagi, seperti harus yang ‘smart’, tinggi, putih, cantik, ganteng, kaya, sarjana, dan lainnya. Tidak salah memang untuk memasang kriteria seperti itu, hanya saja hendaknya kita tidak mempersulit diri untuk persoalan ini.

Persoalan fisik adalah titipan dari Allah SWT, karena kita tidak pesan sama Allah SWT waktu mau dilahirkan! Biar hitam asal hatinya putih, biar pendek asal akhlaknya tinggi, biar kurang ganteng asal takwa, biar kurang cantik tapi shalehah.

Insya Allah tidak akan menyesal bagi yang memilih pasangan hidup berdasarkan agamanya. Proses untuk memperoleh jodoh yang baik juga menjadi ukuran. Menurut Islam laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik (pula) (QS An Nuur: 26).

Bisa diartikan bahwa jika kita seorang laki-laki yang baik maka kita akan mendapatkan istri yang baik demikian sebaliknya. Inginkah kita dipandang sebagai seseorang yang baik dalam pandangan Islam? Jika demikian mulailah dari sekarang untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik.

Mendapatkan pasangan yang baik dapat diukur dengan niat kita untuk berumah tangga. Artinya, kita harus benar-benar dalam kondisi keimanan yang prima saat ingin melaksanakan pernikahan, dan ukurannya adalah niat berumah tangganya. Jangan sekali-kali berniat menikah saat niatnya belum lurus. Hal itu akan mempengaruhi hasil dari pasangan yang akan kita dapatkan.

Saat niat dan kondisi keimanan sudah prima, maka silahkan berencana untuk menikah. Mulailah dari sekarang untuk menyusun strategi dan taktik agar mendapatkan pasangan yang sesuai dengan idealism kita.

Strategi dan taktik ini merupakan bagian dari proses yang harus dijalani secara Islami. Salah satu proses itu adalah ta’aruf (perkenalan), dalam proses ini harus dijalani secara ma’ruf. Agar proses ta’aruf menjadi ma’ruf maka diperlukan kesabaran yang cukup.

Terkadang ta’aruf tidak menjadi jaminan kita akan langsung dapat menikah. Sekali gagal coba lagi, gagal lagi coba lagi, demikian hingga akhirnya kita mendapatkan pasangan yang sebenarnya yang bersamanya kita dapat membina keluarga sakinah, mawaddah, warahmah (SAMARA).

Jangan sia-siakan pernikahan, sungguh-sungguhlah dalam menggapainya. Rasulullah SAW berkata ‘Baiti Jannati”, rumahku syurgaku. Kebahagiaan merupakan hal yang relatif. Tiap orang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Namun kita yakin kebahagiaan yang hakiki dapat kita peroleh hanya dengan jalanNya.

Ingin memiliki rumah tangga yang bisa kita jadikan syurga kita didunia? maka ikutilah petunjuk Rasul SAW. “Lihat agamanya niscaya kalian akan mendapatkan semuanya…”. Wallahua'lam

Posting Komentar

0 Komentar