Q & A Tradisi Atau Sunnah Mencukur Rambut Bayi

Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus yang bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendo’akan sesuai nama si bayi. 
Biasanya acara itu dilakukan dalam acara tasmiyah atau aqiqah dalam agama islam. Acaranya dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran. Tak jarang sebuah keluarga mengundang grup rebana, marawis, habsi atau markabanan untuk melengkapiacara aqiqah itu. 
Pada dasarnya tradisi potong rambut bayi yang baru lahir adalah salah satu sunnah rosul dimana rambut yang di potong nantinya akan ditimbang kemudian beratnya akan ditukarkan dengan emas dan di shodaqohkan kepada yang berhak menerimanya. sunnahnya acara potong rambut dibarengi dengan acara aqiqah,yaitu pemotongan hewan qurban, untuk laki laki 2 ekor kambing dan untuk perempuan 1 ekor kambing, serta pemberian nama kepada bayi yang baru lahir tersebut. 
Uniknya dalam acara itu disiapkansejumlah telur rebus yang diberi pewarna merah atau biru ditancapkan pada sebilah bambuyang dihiasi pita berwarna-warni dan di atas bambu dipasang bendera merah. Di tengah-tengah potongan bambudiselipkan uang kertas dengan nominal paling besar hingga paling kecil ikut dipasang. 
Biasanya, usai acara mencukur rambut si bayi, ‘bendera merah yang ditancapi telor dan uang kertas’ tersebut dibagi-bagikan pada anak-anak kecil yang turut meramaikan suasana. Praktek mencukur rambut bayi bukanlah hal langka. Hampir di setiap sudut wilayah Indonesia mudah ditemukan. Tidak harus mewah, sederhana sekalipun biasanya tetap digelar, sebab praktek mencukur rambut itu bersumber dari ajaran agama dan mewarisi hingga jaman ke jaman.

Simak penjelasannya di dalam video berikut :

Posting Komentar

0 Komentar